Suatu ketika disebuah desa yang masih kental dengan kehidupan Agamis, disebuah pojok pembaringan sederhana duduk tertekun seorang remaja yang terbalut seragam putih biru, ditengan alunan kalam Ilahi yang memenuhi ruangan, remaja ini dengan pandangan kosong menahan air mata memandang sosok pria yang sudah kaku tak bergerak. “Allah, mengapa secepat ini Kau ambil hambaMu, aku masih butuh kasih sayang dia ya Allah,” remaja itu membatin.. “ setelah hari ini siapa yang akan membimbingku, siapa yang akan mengajariku akhlak, siapa yang akan mengjariku bakti” lanjutnya.. Pemakaman sosok guru besar sudah usai seiring tergelincirnya sang surya ke upuk barat.
Hujan sore ini menyisakan langit indah berhiaskan pelangi, waktu beranjak tanpa mau menunggu, langit sebelah barat sudah kemerah-merahan bertanda siang tergantikan malam. Kini remaja itu sudah beranjak dewasa, kenangan lama tiba -tiba membayanginya, sosok guru besar sekaligus ayahnya yang sudah dipanggil ke pangkuan Ilahi Robbi. meski sudah bertahun-tahun lalu kenangan pahit itu terjadi, baru kali ini ia merasakan yang namanya kehilangan, kehilangan seseorang yang begitu berarti, sosok ayah sekaligus guru besarnya, remaja itu berandai-andai, jikalau ayahnya masih hidup, akan ada yang selalu menemaninya dalam hidup ini, ada tempat ia bertukar fikir tentang problematika hidup yang setiap hari selalu menghampiri. tapi apalah daya semuanya hanya tinggal kenangan yang selalu tersimpan di lubuk hati remaja yang sudah beranjak dewasa tersebut, ia masih ingat nasihat mendiang guru besarnya, nasihat bagaimana menjalani hidup ini, “nak, ada tiga hal yang harus di ingat dalam hidup ini, semoga hal ini nanti dapat kau mengambil hikmah dan isyAllah ridhoNya mengumpulkan kita bersama hamba-hambaNya yang telah diberikan petunjuk; inagtlah anak ku, berhati-hatilah dengan pandanganmu, karena dengannya dapat menempatkanmu keNeraka atau Surga. Selalu perhatikanlah apa yang kamu makan, karena dengannya dapat mendekatkan atau menjadi hijabmu dengan yang Maha Kuasa. Yang terakhir dengan siapa engkau bergaul, karena pergaulan mempengaruhi dari apa yang kamu makan dan apa yang lihat.” To Be Continue”
by. Arm